Mbah Anggasuto merupakan panglima perang kerajaan bali
yang selamat dalam pertempuran antara kerajaan Bali dan kerajaan Sumenep. Dalam
pertempuran tersebut kerajaan Bali mengalami kekalahan yang luar biasa dengan
banyaknya pasukan dan beberapa panglima perangnya yang tewas dalam peperangan
tersebut sehingga pasukan kerajaan Bali pulang dengan duka yang mendalam. Mbah
Anggasuto yang berhasil menyelamatkan diri dalam pertempuran tersebut singgah
di pantai pinggir papas.
Dalam persinggahannya di pantai pinggir papas, air
laut dalam kondisi surut dan Mbah Anggasto melihat jejak telapak kaki di
sekitar bibir pantai yang di dalamnya terdapat sedikit air laut. Selang
beberapa hari setalah menemukan tempat tinggal di desa Kebundadap Timur Mbah
Anggasuto kembali lagi ke pantai pinggir papas dan melihat di dalam jejak
telapak kaki yang beliau temukan beberapa hari lalu terdapat butiran kristal di
dalamnya, butiran inilah yang dinamakan garam.
Selanjutnya Mbah Anggasuto mencoba membuat garam dan bernadzar seraya berkata “apabila garam ini berhasil terbentuk maka saya akan mengadakan selamatan”. Setelah garam berhasil terbentuk dan Mbah Anggasuto menepati nadzarnya untuk mengadakan acara selamatan dan Mbah Anggsuto juga mengajarkan bagaimana cara membuat garam pada warga desa pinggir papas. Upacara tersebut yang secara turun temurun di lakukan oleh warga desa pinggir papas untuk menghormati jasa Mbah Anggasuto yang telah mengajarkan tata cara membuat garam pertama kali.
0 komentar:
Posting Komentar